Pages

Monday, January 31, 2011

Isyarat Pertama

Cinta hanyalah episode.

Kau melihat ke arahku entah kapan, dan menyapaku dalam ketiadaan yang tidak abadi. Engkaulah resah yang ku cari. Dan aku mungkin kegelisahan yang kau tunggu suatu hari. Setidaknya tiga belas periode aku terbilas dalam nafsu, hingga kau menemukanku mengais pasrah atas apa yang kutinggalkan sejak dulu. Katamu, sewajarnya aku menunggu.

"Mohon, jangan pergi
Beri satu masa dimana kita dapat meratap berdua"

4 comments:

blackrose said...

Menunggu bagi seorang penunggu sejati itu tak kan berakhir menyesakkan. Hanya saja, menunggu dalam sebuah episode ketidaktahuan, seringkali melesakkan rasa sakit. Tapi dengan segala keterbatasan, manusia memang harus bertahan kan? Saat beban itu terlalu berat, istirahatlah. Letakkan satu persatu dan berjalanlah. Suka tidak suka, hidup ini terus berputar. Tapi terus menunggu pun, tak salah. Itu juga sebuah pilihan bukan?

Ketiak(nya) Satria Janar said...

Tunggu aku sebentar, tapi jika kau lebih suka berjalan lebih dulu, tunggulah aku setelah kau lelah.

blackrose said...

berjalan bersama, apapun alasannya dan bagaimanapun perbedaannya, seharusnya jauh lebih ringan.. Berjalanlah satria,kita belum sampai ke muara..

blackrose said...

whatever, i'm glad to share with u. thx satria!

Post a Comment

Terimakasih untuk komentarnya :)